• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

CEO Telegram Ditangkap di Paris: Kejutan Besar dalam Dunia Teknologi

img

Mamasanews.com Selamat berjumpa kembali di blog ini. Hari Ini saya ingin berbagi tips dan trik mengenai News. Ulasan Mendetail Mengenai News CEO Telegram Ditangkap di Paris Kejutan Besar dalam Dunia Teknologi Marilah telusuri informasinya sampai bagian penutup kata.

Penangkapan Pavel Durov, CEO Telegram, di Paris

Pada Sabtu malam, 24 Agustus 2024, Pavel Durov, pendiri dan CEO aplikasi perpesanan Telegram, ditangkap di Bandara Bourget di luar Paris. Penangkapan ini menggemparkan dunia teknologi dan politik.

Telegram, yang sangat populer di Rusia, Ukraina, dan negara-negara bekas Uni Soviet, merupakan salah satu platform media sosial terbesar di dunia, bersaing dengan raksasa seperti Facebook, YouTube, dan WhatsApp.

Menurut laporan dari TF1 dan BFM TV, penangkapan Durov terkait dengan penyelidikan atas kurangnya moderasi di Telegram. Polisi Prancis menduga bahwa kelalaian ini telah memungkinkan aktivitas kriminal merajalela di aplikasi tersebut.

Durov, yang kekayaannya diperkirakan mencapai US$15,5 miliar oleh Forbes, telah lama menjadi sasaran tekanan dari pemerintah di seluruh dunia. Namun, ia bersikeras bahwa Telegram harus tetap menjadi platform netral dan menghindari keterlibatan dalam geopolitik.

Telegram belum memberikan komentar resmi atas penangkapan Durov. Kementerian Dalam Negeri dan kepolisian Prancis juga menolak berkomentar.

Penangkapan Durov telah memicu reaksi keras dari Rusia. Kedutaan Besar Rusia di Prancis menyatakan bahwa mereka belum dihubungi oleh tim Durov, tetapi telah mengambil langkah-langkah untuk mengklarifikasi situasi.

Perwakilan Rusia untuk organisasi internasional di Wina, Mikhail Ulyanov, menuduh Prancis bertindak sebagai kediktatoran. Ia memperingatkan bahwa negara-negara yang bergerak menuju masyarakat totaliter tidak aman bagi mereka yang terlibat dalam ruang informasi internasional.

Penangkapan Durov telah menimbulkan pertanyaan tentang masa depan Telegram dan komitmennya terhadap kebebasan berekspresi. Kasus ini kemungkinan akan terus menjadi sorotan saat penyelidikan berlanjut.

Baca juga:

Demikianlah informasi seputar ceo telegram ditangkap di paris kejutan besar dalam dunia teknologi yang saya bagikan dalam news Jangan segan untuk mencari referensi tambahan kembangkan ide positif dan jaga keseimbangan hidup. Silakan bagikan kepada teman-temanmu. Terima kasih telah membaca

Mamasa
© Copyright 2024 - Mamasa News - Menyajikan Informasi Terkini, Aktual dan Terpercaya
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Tutup Ads